Powered By Blogger

Sabtu, 10 Juli 2010

Fakta (lain) ttg Gempa Bumi

1. Lempeng Bumi
Bagian dasar bumi memiliki suatu hamparan yang disebut sebagai lempeng bumi. Lempeng bumi inilah yang menjadi dasar dari suatu benua atau beberapa benua. Di bumi ada beberapa lempeng bumi. Pada tepi lempeng bumi dengan lempeng bumi terjadi gesekan akibat bergeraknya lempeng bumi ini. Teori mengenai bergeraknya lempeng bumi merupaka teori awal yang mampu menjelaskan mengenai banyaknya persamaan diantara berbagai benua yang ada. Teori itu mengatakan bahwa awalnya semua benua itu bersatu dan disebut Pangea. Pecahnya benua tersebut menjadi benua yang ada sekarang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tersebut. Ada dua hal dari teori ini yang sebelumnya telah dipaparkan jelas oleh Al-Qur’an yaitu (lempeng) bumi merupakan hamparan dan (lempeng) bumi senantiasa bergerak terus menerus.
QS An-Naba : 6
QS An-Naml : 88

2. Pencegah gempa bumi
Pertemuan lempeng tektonik sedianya akan disatukan agar tidak selalu melepaskan energi dalam bentuk gempa. Analoginya untuk menyatukan dua buah papan dibutuhkan minimal satu paku untuk merapatkan keduanya dalam bentuk tumpah tindih. Oleh karena itu diciptakan suatu gunung sebagai bentuk “paku” tadi. Hal ini telah jelas dalam QS An-Naba ayat 7


3. Lempeng bumi yang berkurang
Lempeng bumi yang saling bertabrakan di suatu daerah yang dikenal sebagai daerah subduksi membuat satu lempengan naik ke atas (bila di darat disebut gunung yang berpotensi untuk menyebabkan gempa dan bila di laut berpotensi untuk menimbulkan tsunami) dan satu lempeng turun ke bawah. Ujung lempeng bumi yang turun ke bawah akan memasuki inti bumi yang cair dan panas. Ujung lempeng tersebut akan meleleh termakan lingkungannya. Hal ini telah dipaparkan lebih jauh pada QS Ar-Ra’d ayat 41

didasari dari
- As Shouwy, Ahmad et al. 1995. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek. Gema Insani Press. Jakarta.
- Baiquni, Achmad. 1996. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Dana Bhakti Prima Yasa. Yogyakarta.
- Musthafa. 1982. Alam Semesta dan Kehancurannya Menurut Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Alam. Almaa’arif. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar